Kalau Emang Suka, Terus Apa?
Satu pertanyaan yang selalu menghalangi saya untuk mengatakan apa yang sebenarnya sedang saya rasakan. Kalau emang suka, terus apa? Pacaran? Sayang-sayangan? Atau menikah? Ah, itu masih terlalu dini untuk kita yang memakai seragam putih abu-abu.
Hal terburuk, setelah ia tau adalah ia memilih pergi, menjauh, seolah nggak pernah saling mengenal. Miris kan? Dan saya nggak mau itu terjadi pada saya.
Suka atau mengagumi seseorang atau cinta monyet atau apalah sebutannya. Hanya sebuah rasa yang memang fitrah-nya ada. Tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Tapi, zaman sekarang, pacaran sering menjadi pilihan para remaja. Katanya sih, biar saling menjaga. Katanya sih, biar saling nyemangatin. Katanya sih, biar nggak kesepian. Katanya sih, biar nggak jadi jomblo ngenes. Banyak deh, 'katanya.' Cuma satu hal sering buat miris. Kalau sudah putus, sudah seperti nggak ada lagi kehidupan. Hampa banget.
Emang, pacaran itu ujung-ujungnya bikin makan hati. Walaupun ada juga yang berujung manis, semanis lolipop ceri. Tapi, kebanyakan pasti yang bikin nyayat hati.
***
Saya pernah mengagumi seseorang. Yang entahlah, dia tau atau nggak, yang jelas, kami masih seperti teman pada umumnya. Walaupun saya sering bertanya-tanya, apa masih bisa disebut sebatas teman, jika interaksinya melebihi batas wajar? Kami ngobrol ngalor ngidul. Nggak jelas apa yang dibahas. Tapi, bisa berlangsung selama berjam-jam. Aneh, bukan?
Pernah dengar kata-kata ini?
"Cinta datang karena terbiasa."
Dan saya percaya, itu sungguh nyata. Awalnya biasa saja. Tapi, seperti ada sesuatu yang menggelitik di hati, ketika kita saling berbincang. Rasa itu mulai tumbuh tanpa permisi.
Saya mulai sadar dan mulai memahami.
Ini salah. Sangat salah. Jatuh cinta adalah kesalahan terbesar saya saat itu.
Ada satu ayat, yang sering tiba-tiba terlintas di pikiran saya, saat saya mulai melangkah jauh.
Surah al-isra ayat 32.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَا حِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 32)
Saya tau ayatnya. Saya paham maksudnya. Tapi, kenapa saya sering abaikan?
Komentar
Posting Komentar