Jatuh Cinta
"Jatuh cinta menurut definisimu gimana?" tanya seseorang pada saya.
Wah, kenapa, ya, saya sering banget ditanyain tentang definisi sesuatu? Saya jadi heran aja gitu.
Jatuh cinta menurut saya, di saat kita sudah bisa merasa bahagia dengan diri kita sendiri dan kita mau untuk berbagi kebahagiaan itu dengan orang lain. Jadi, jatuh cinta itu seharusnya gak bikin sakit. Yang bikin sakit hati itu adalah harapan.
Dan juga, jatuh cinta itu gak menuntut. Dalam artian, kita udah bahagia nih, jadi tujuannya ya cuma untuk gimana bahagiain someone special in our life. Gitu, sih.
"Hm, harapan ya intinya gak usah terlalu berharap ketika sudah jatuh cinta. Jalani aja masalah berjodoh atau enggak itu Allah yang menentukan itu semua takdir dari-Nya."
Bener banget. Jadi kalau di hati kita ada harapan, bisa jadi itu bukan cinta, tapi hanya obsesi untuk memiliki.
Akhirnya malah menuntut harus diterima, padahal kalau itu beneran jatuh cinta gak akan kayak gitu.
Karena yang namanya berbagi kebahagiaan itu berarti bisa sama siapa aja, kan. Jadi mikirnya, "Oh, gak sama dia juga sebenarnya gapapa." Kita juga bisa ngerasa lebih tenang aja gitu.
Di saat orang lain, mungkin lebih mikirin, "Kapan jodoh saya datang?"
Saya malah lebih ngerasa takut. Terlalu banyak yang masih harus saya pelajari, masih banyak yang harus dipersiapkan. Jadi, ngerasa takut aja kalau jodoh datang, tapi saya sama sekali belum siap apa-apa.
Saya juga memandang sebuah pernikahan itu sebagai hal yang kompleks. Gak sekedar bisa romantis bareng pasangan aja. Itu terlalu gimana, ya, agak bingung juga milih katanya.
Mungkin karena saya terlalu visioner, ya. Jadi lebih mikirin ke tujuan masa depan harus gimana? Alih-alih memikirkan kesenangan, saya lebih ke memikirkan hal buruk dan bagaimana problem solving-nya.
Saya diskusi sama seseorang about falling love.
"And you, what do you think about falling love?
Maybe you have different opinions."
"Jatuh cinta itu menurut aku itu terjadi ketika perasaan seseorang terhadap orang yang disukai, rasa ingin memiliki, ingin bertemu dengannya, selalu memikirkannya, timbul ada rasa cemburu dan takut kalau orang yang disukai itu juga ada yang menyukainya dan jatuh cinta itu ketertarikannya hanya sebatas satu arah. Dalam arti hanya dia aja menyukai seseorang itu dan belum tentu juga orang yang dia sukai juga jatuh cinta sama orang yang menyukainya. Jatuh cinta juga bisa berawal dari rasa kagum, terus menyukai, kemudian rasa cinta ke dia."
"Jatuh cinta akan sempurna, jika cinta itu saling berbalas atau secara dua arah. Maksudnya itu si A mencintai si B dan si B mencintai si A juga dan kalau tau sudah terjadi, maka sempurna lah jatuh cintanya."
Wah, agak sedikit kontradiktif sama pendapat saya, ya. Tapi, menurut saya, kalau pertanyaan itu ditanyakan ke orang lain, mungkin jawabannya akan sama kayak Kakak.
Sepertinya perasaan kayak gitu, ya, yang bikin orang jadi galau, sampai kita sering dengar atau baca kalimat, "Selalu menyebutkan namanya dalam doa." Supaya kelak berjodoh. Sebenarnya gak ada yang salah sama itu. Toh, berdoa itu baik dan anjuran juga.
Mungkin opini saya agak sedikit aneh dan akan sulit diterima orang lain. Because if I falling love with someone. I want to make him feel happy and special with me. And, saya gak berharap dia akan melakukan hal yang sama dengan saya.
Saya gak akan menuntut dia untuk bahagiain saya, karena itu bukan kuasa saya juga. Feedback itu emang crucial, sih. Tapi, di saat kita sudah tahu bagaimana cara membahagiakan diri kita sendiri, kita gak akan menuntut orang lain untuk bahagiain kita.
"Yang bikin galau karena terlalu berharap aja. Sebenarnya kalau yakin jodoh itu sudah ada dalam ketetapan-Nya dari Allah, kita gak perlu galau kalau kita gak berjodoh sama orang yang kita cintai. Karena sejatinya, menurut pandanganku jatuh cinta itu tidak selamanya menyakitkan. Yang bikin menyakitkan itu terlalu berharap. Boleh aja berharap, tapi berharap kepada Allah untuk menyatukan kita berdua dalam suatu hubungan yang halal. Kalaupun sudah berdoa, tapi kita gak berjodoh juga sama orang yang kita cintai itu, ya, husnudzon aja, Allah punya skenario lain yg lebih indah."
Iya, sih. Ujung-ujungnya tetap aja berserah diri kepada Allah.
Kalau menurut saya, jatuh cinta itu hanya terjadi saat sudah berada dalam biduk rumah tangga. Selain itu, saya sedikit ragu kalau itu cinta.
Komentar
Posting Komentar