INFJ
Semua tentang INFJ.
Aku baru tahu kalau aku INFJ saat tes kepribadian di sini. Aku sempat ragu, apa benar aku INFJ yang katanya langka itu? Walaupun pas aku baca-baca gambaran tentang kepribadian ini hampir 90% mirip dengan aku. Tapi, aku berusaha untuk nggak mau terpaku sama hasil ini. Ya, karena ada kemungkinan salah juga.
Tapi, aku tetap suka baca-baca tentang kepribadian INFJ, dengan harapan bisa lebih mengenal diri sendiri.
Aku harap pasangan hidupku kelak juga baca kepribadian INFJ, biar dia juga paham kenapa aku aneh.😂
Mana introvertku tinggi banget lagi 89%, luar biasa. Katanya kalau sampe 100% harusnya sudah dirawat di rumah sakit jiwa.
Makanya aku nggak terlalu bangga banget jadi INFJ. Masa aneh, bangga. Aku dulu malah pengin jadi ekstrover. Biar bisa enjoy saat berteman dengan siapa aja. Tapi, nyatanya aku tetap bisa berteman sama siapa aja, namun lebih suka sendirian.
INFJ punya intuisi yang kuat. Aku masih percaya, nggak percaya, sih. Sesekali memang pernah dugaanku benar. Walaupun nggak selalu benar. Jadi aku agak ragu soal ini.
Terus, INFJ perfeksionis dan idealis, mungkin ini aku akui dari dulu aku orangnya bisa dibilang seperti itu dan juga ambis. Walaupun kata beberapa psikologi itu nggak sehat. Wk.😂
INFJ bisa menyerap perasaan orang lain. Wah, ini aku agak kaget pas tahu. Tapi, memang jujur itu benar banget. Aku bisa ngerasain apa yang orang lain rasakan tanpa dia harus ngomong. Kadang sampe aku cuma ngeliat foto orang, aku bisa ngerasain apa yang dirasakan orang yang ada di foto itu. Keren, sih. Tapi horor juga. Aku jadi capek sendiri. Perasaan aku nggak punya masalah yang berat. Tapi, pas orang di sekitarnya punya masalah, aku jadi ikut ngerasain perasaan mereka. Ikut stres juga, padahal bukan masalaku.
INFJ itu pemikiran dan perasa banget. Kalau pemikir memang iya. Bahkan suka overthinking. Apalagi kalau malam. Makanya aku berusaha untuk tidur cepat karena semakin larut malam semakin overthinking. Malah gak bisa tidur ujung-ujungnya. Aku juga kalau kurang tidur bawaannya langsung stres.
Ya, Allah.
Kenapa aku gampang banget stres?
Rawan depresi juga.
Makanya nanti aku cari suami yang bisa setidaknya meminimalisir aku dari stres.
Oiya, aku suka banget menulis. Itu seperti bagian dari hidupku. Cara aku untuk mengungkapkan isi kepala dan hatiku. Ini juga harapanku. Semoga bisa dapat pasangan yang suka baca. Karena kalau dia minta aku untuk cerita langsung, aku gak bisa. Jadi dia kalau mau tau, aku lagi mikirin apa? Gimana perasaanku? Ya, dia harus baca tulisanku. Mau, nggak mau. Soalnya aku sulit kalau mengungkapkan pikiran dan perasaan lewat lisan. Lebih bisa jujur dengan tulisan.
Syarat mutlak kayaknya nanti. Kalau mau sama aku wajib suka baca.😂
Komentar
Posting Komentar