Jadi kapebi #1


Untuk pertama kalinya, aku menjadi kakak pembimbing. Aku sama sekali nggak tau apa-apa. Bayangin seorang anak yang pendiam tiba-tiba disuruh harus bisa menghandel banyak orang. Aku masih planga plongo. Nggak tau harus ngelakuin apa. 


Temanku yang juga menjadi kakak pembimbing juga sama kayak aku. Aduh, alhasil kita habis-habisan diomelin pembimbing OSIS.


Pengalaman pertama dan terburuk sih, itu. Aku sampai bertekad untuk nggak akan ikut organisasi apapun lagi, eh, pas kuliah tetap daftar satu organisasi. 


Pas masih jadi anggota OSIS SMA, aku ngerasa nggak berguna banget. Nggak ada aku mereka tetap baik-baik aja gitu. Peranku nggak terlalu dibutuhkan banget. Mana aku juga yang paling tua lagi di OSIS. Teman-temanku yang seusiaku pada jadi Koor semua.


Akibat ngikutin omongan orang. Aku nggak ikut OSIS karena pengin ikut atau pengin berkontribusi. Ya, cuma pengin nyoba aja. Karena dibujuk salah satu guru aja. Kalau nggak karena itu mana mungkin aku kepikiran buat daftar. Malas banget. Aku lebih baik disuruh ngerjain kumpulan soal matematika daripada ikut organisasi.


Pas kelas 12 SMA, di situlah titik di mana aku merasa bebas banget. Karena nggak harus ngumpul sama orang banyak lagi atau terikat organisasi. Walaupun jadi tergantikan dengan mikirin masalah kuliah. Puyeng juga, sih. Tapi aku lebih menikmati itu dari pada harus bertemu orang lain.


Mungkin aku terkesan ansos (anti sosial) banget, ya. Aku kayak nggak terlalu bisa berbaur dengan banyak orang. Aku lebih suka ngobrol intens tentang sesuatu. Ngobrol empat mata aja gitu. Aku lebih suka yang seperti itu. Bukan berarti aku nggak bisa bergaul. Cuma bingung aja kalau terlalu banyak orang dalam satu ruangan. Aku lebih banyak diam gitu.


Pengalaman Organisasi saat SMA itu pertama kalinya buat aku. Soalnya saat SMP. Aku benar-benar nggak ikut organisasi apapun. Jadi kerjaan aku saat SMP benar-benar untuk main dan belajar aja. 

Komentar

Postingan Populer