Kriteria Cowok
Sebenarnya ini bukan sesuatu hal yang wajib, tapi kalau memang ada, aku akan sangat bersyukur banget.
Poin pertama, pasti harus seiman. Itu pasti. Aku memang dari jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Tapi itu bukan berarti aku mewajibkan pasanganku nanti hafiz Al-Qur'an. Ya, minimal ada beberapa ayat yang ia hafal. Kan, jadi calon imam.
Mungkin satu impianku juga pengin punya anak-anak yang ahli Al-Qur'an. Harapannya dia nanti juga bisa membantu mewujudkan impianku itu.
Aku suka hal-hal berbau kuno, aku suka museum, perpustakaan, kastel, dll. Aku juga nggak begitu paham kenapa aku dari dulu tertarik sama hal itu. Menarik aja mengetahui sejarah benda-benda kuno itu. Nah, jadi aku punya impian pengin bisa jalan-jalan keluar negeri dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di dunia. Aku berharap aku bisa melakukannya dengan pasangan yang memiliki ketertarikan pada hal yang sama juga.
Aku memang nggak terlalu mengikuti tren banget, sih, orangnya. Sering kudet malah. Ya, tapi aku juga suka mempelajari hal-hal seperti artificial intelligence. Itu menarik banget menurutku. Karena aku pencinta sains sejak kecil.
Oke, kriteria selanjutnya. Aku suka sama cowok yang punya wawasan luas. Bisa diajak diskusi banyak hal. Open minded dengan beragam perspektif. Karena aku suka diskusi. Jadi, ini menurutku penting banget. Nggak harus pintar, kok. Yang penting mau belajar. Nggak stack di satu bidang aja, tapi mau untuk mengeksplor hal baru lainnya. Aku pun juga begitu.
Aku pengin anak-anakku nanti punya hobi baca buku. Nah, ini harus dimulai dari orang tuanya dulu, kan. Aku mulai SMA berusaha untuk rajin membaca buku. Walaupun seringnya baca novel. Nggak apa-apa. Yang penting gimana caranya supaya aku bisa suka dengan membaca. Itu menjadi harapanku juga, yaitu mendapat pasangan yang punya hobi membaca.
Poin paling penting, dia harus punya visi misi hidup. Terutama visi misi pernikahan. Ini juga yang akan menjadi pertimbangan aku nanti, apakah kita akan cocok atau nggak.
Menurutku setiap manusia itu wajib punya visi misi. Hidup mau dibawa kemana. Tujuannya juga harus jelas. Apalagi untuk seseorang kepala keluarga.
Tujuan hidupku sendiri adalah ingin hidup damai dan tenang baik di dunia maupun di akhirat.
Kalau terkait visi misi hidup dan pernikaan, mungkin bisa dibicarakan secara personal saja.
Apa lagi, ya?
Kalau kata mamaku, sih. Cari pasangan yang punya jiwa kekeluargaan. Insyaa Allah, dia bisa jadi pasangan yang baik.
Kalau soal yang lain mungkin bisa dinego. Aku bukan orang yang sempurna, begitu pula dengan pasanganku nanti. Kita juga bersama memang untuk saling melengkapi.
Aku nggak pernah menargetkan harus menikah kapan. Karena masih misteri banget. Ya, kalau nanti di perjalanan hidupku, aku ketemu dengan orang yang cocok dan klik. Dia juga merasakan hal yang sama. Lebih baik memang disegerakan.
Gimana kalau laki-lakinya belum berpenghasilan? Nah, ini bisa menjadi pertimbangan. Kalau seorang lelaki memiliki prinsip. Dia nggak akan membiarkan istri dan anaknya hidup susah. Pasti dia akan bekerja keras demi membahagiakan orang yang dia sayang.
Namun, sebagain istri yang baik, tidak harus menutut banyak hal. Kita bisa berjuang bareng. Membangun mimpi bersama. Tidak masalah.
Semoga selalu dimudahkan segala urusanmu.
Komentar
Posting Komentar