Tentangnya #1

 Sebenarnya butuh keberanian yang besar untuk menulis ini, karena dia sudah tahu tentang blogku ini dan bisa aja dia baca ini. Walaupun aku akan biasa aja, sih. Toh, wajar aja kalau aku suka sama seseorang. Ini juga bukan cinta yang harus bersama. Hanya sekedar suka aja. Untuk sekarang. Nggak tau nanti. Eyaaa ... hehe.


Pertama kali aku kenal dia udah dari kami masih kecil, sih. Soalnya kami tetanggaan juga. Tapi, nggak pernah main bareng. Mungkin karena aku tinggal di daerah yang beda, jadi jarang banget ke kampung halaman. Cuma pas liburan semester aja.


Jadi, dulu di rumahku ada acara. Nah, ternyata dia dateng. Dia cowok yang pendiam kayaknya. Saat itu dia duduk bertiga bareng teman-temannya di tangga rumah julakku (Kakak Bapakku). 


Aku yang baru pertama kali ngeliat dia, ya, nanya lah sama temanku. "Kamu kenal nggak sama cowok itu?"


"Oh, namanya **** (disensor demi keamanan identitas)."


Pas tahu namanya, aku langsung ingat dengan sesuatu. Seperti nama orang penting, deh.


Iseng doang sebenarnya, padahal aku cuma mau nyapa. Tapi sengaja juga nyebut namanya kutambahin dengan "orang penting itu". Dia langsung marah, dong. Mukanya merah. 😂 Karena memang pas masih kecil dia putih banget kalau dibandingkan anak cowok yang lain. Jadi perubahan wajahnya keliatan banget.


Tanpa dosa, aku malah ngakak, parah. Dia ngomel-ngomel nggak jelas. Aku nggak ingat juga dia bilang apa. Yang jelas dia kesal sama aku. Baru kenalan udah cari masalah. Dasar, Amah.


Sampai akhirnya dia sama temannya pindah ke rumah tua yang ada di sebelah rumah julakku.


Aku ngikutin bareng temanku. Mau minta maaf, karena ya aku ngerasa bersalah. 


Eh, pas aku datang malah diusir. "Ngapain, sih, ngikutin kami. Sana, main di tempat lain aja."


"Nggak usah berteman sama dia," sindirnya.


"Siapa juga yang mau temanan. Wuuu. Kepedean banget." Aku lupa tadi mau minta maaf, atau mungkin udah malas aja minta maaf orangnya juga sama nyebelinnya. Aku langsung pergi dari hadapan mereka.


Nah, itu mungkin kisah pertemuan kami untuk pertama kalinya. 😂Apa-apaan nih? Sangat jauh dari kesan romantis. Malah kami jadi musuh saat pertama ketemu.


💘💘💘


Jadi aku dan dia SMP dan SMA-nya satu sekolah. Tapi, ya, sama sekali nggak pernah saling sapa. Luar binasa. Kalau dipikir-pikir juga untuk apa? Nggak terlalu kenal juga.


Kapan kami baru semakin mengenal? Pas SMA kelas 11. Dulu aku iseng doang. Cari-cari FB seseorang. Nggak sengaja ketemu FB dia. Kepo lah aku. Nah, ternyata di postingannya ada kode BBM. Aku invite, deh. Iseng doang. Nggak ada niat apa-apa. 


Pas sudah berteman di BBM, kami juga nggak pernah chatan. Sampai pada satu momen di mana aku lagi butuh banget buku modul dan soal tahun sebelumnya. Aku udah nanya sama Kakak kelas yang aku kenal, tapi banyak yang nggak punya. Nah, tiba-tiba aku ingat. Masih ada satu orang yang belum pernah aku chat. Sempat ragu sih. Secara nggak pernah kenal dekat. Tiba-tiba chat. Minjam modul sama soal lagi. Kan, mantap.


Pas aku ngirim chat itu, lama banget baru dibalas.🙂 Sampai rasanya, kayaknya nih, orang nggak hidup, deh. Maaf bukan bermaksud begitu.


Entah berapa lama aku menunggu balasan. Alhamdulillah, chatku dibalas juga. 


"Aku cek dulu, ya."


Aku bales chatnya. Lalu menunggu lagi balasannya, dan lumayan lama juga. 


"Ada. Ambil ke rumah aja, ya."


Aku senang banget. Setelah berterima kasih di chat. Aku langsung siap-siap otw ke rumahnya. Padahal dekat sih, kalau jalan kaki. Tapi aku malas. Jadi pake motor. Hehe.


Sesampainya di rumah dia. Aku buka hp dan chat kalau aku sudah di depan rumah sambil berjalan ke depan pintu rumahnya. 


Beberapa menit kemudian, dia nongol juga. Langsung nyerahi map isi kumpulan soal. Setelah terima kasih lagi, aku langsung pamit pulang. 


Jarang banget, sih, ada cowok yang mau ngumpulin soal kayak gitu. 


Sesampainya di rumah, aku mulai ngecek beberapa soal. Ternyata banyak soal yang bukan punya dia. Namanya cewek pula. Hm. Tapi, jujur aku biasa aja sih, pas itu, karena soal itu lebih penting.


Mulai sejak itu kami mulai sering chatan. Aku lupa juga kenapa. Tapi aku memang anaknya kepo, jadi, ya, kepo aja pengi tahu dia itu orangnya gimana? Masih marah nggak sama aku yang masih SD dulu? Atau malah sudah lupa.


Obrolannya ngalur-ngidul kagak jelas, tapi seru, sampai obrolan soal mantan. Wkwk.🤣


Aku nanyain, 

"Kok bisa putus, Kak?"


Aku lupa jawabannya apa. Intinya dia mulai menjelaskan petuah cinta, mulai curhat yang sebenarnya aku juga nggak paham, tapi aku dengarin aja dan sedikit memberi respon. 


Pas aku nanya, 

"Dia siapa, sih, Kak?"


Langsung tiba-tiba semua pesan sebelumnya ditarik. Aku bingung awalnya. Apa aku terlalu berlebihan, ya, nanyanya? Kayaknya memang iya, sih. Dasar, Amah, kamu kepo banget, sih.


Habis itu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, kami nggak pernah chatingan lagi.


Oke, itu biasa sih, bahkan sampai sekarang pun masih begitu. Aku nggak tau, sih. Gimana perasaannya saat itu. Kesalkah? Marahkah? Atau perasaan bersalah? Kalau perasaan cinta. Woiiii, jangan kelewatan menghalu!


Nanti dilanjutin lagi, ya, kisahnya di momen yang lain.




Komentar

Postingan Populer